Said Iqbal: Buruh Akan Dukung Capres Yang Bersedia Menjalankan Jaminan Pensiun Wajib dan Menaikkan Upah 30 Persen
Pemilu Legislatif, 9 April 2014, tinggal menunggu hari. Tak berapa
lama lagi kita akan segera mengetahui, siapa saja yang berhasil duduk
sebagai wakil rakyat. Merekalah yang nantinya memiliki legitimasi untuk
berbicara atas nama rakyat. Mewakili kita dalam sebuah pengambilan
kebijakan.
Karena itu, demikian Said Iqbal mengatakan, pemilihan legislatif dan
Presiden menjadi momentum yang sangat penting bagi buruh Indonesia.
Pemilu bukan saja menentukan siapa yang akan terpilih sebagai pemimpin.
Pemilu, juga menjadi pertarungan atas berbagai kepentingan. Kepentingan
buruh terkait dengan pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden tahun
2014 ini adalah, memastikan 1 Juli 2015, seluruh buruh wajib mendapatkan jaminan pensiun.
Kita tahu, saat ini hanya 0,05
persen buruh yang mempunyai jaminan pensiun. Dengan kata lain, 99,95
persen buruh tidak mempunyai jaminan pensiun. Sehingga mereka tidak
mempunyai masa depan setelah bekerja berpuluh – puluh tahun. Situasi ini
sangat tidak ideal bagi seorang buruh. Sudahlah bekerja dengan upah
yang murah, setelah mereka tidak lagi bekerja, tidak ada jaminan
pensiun.
Disamping ingin memastikan pada pertengahan tahun 2015 mendapatkan
jaminan pensiun, kita juga ingin calon Presiden yang berorientasi kepada
peningkatan daya beli masyarakat termasuk kaum buruh. Melalui kebijakan
penetapan upah layak yaitu dengan cara merubah 60 item KHL (kebutuhan
hidup layak) menjadi 86 item KHL. Karena dalam 60 item KHL juga tidak
masuk akal, misal, mana mungkin buruh dalam satu bulan mengkonsumsi
beras hanya 10 kilogram, 5 potong ikan segar, 3/4 kg daging, tidak
mempunyai televisi, tidak membeli bedak (untuk buruh perempuan) dll.
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan upah layak tersebut maka di
tahun 2015 upah minimum harus naik sebesar 30 persen. Agar indonesia
dapat mengejar ketertinggalan upah. Dibandingkan negara Thailand dan
Fillipina. Padahal, Indonesia sudah masuk dalam kategori negara terkaya
nomor 15 di dunia (middle income countrys), sehingga agar masuk menjadi
kategori maju, maka upah buruh di Indonesia harus dinaikan secara
significant oleh Presiden baru melalui kebijakannya.
Nantinya, dua isu utama tersebut akan disampaikan oleh buruh
Indonesia pada saat perayaan “MAY DAY” di seluruh Indonesia. Untuk
mendukung Calon Presiden yang pro buruh dan mau mewujudkan isu tersebut.
(*)
Tidak ada komentar