6 Tuntutan Komite Perempuan KSPI dalam Peringatan Hari Perempuan Sedunia
Tidak banyak yang tahu, jika setiap
tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Sedunia. Ya, Anda
benar. 8 Maret jatuh pada hari ini, Sabtu. Tentu ini menjadi hari yang
istimewa. Perempuan memperingatinya dengan menggelar unjuk rasa dan
mengadakan seminar. Pendek kata, banyak cara untuk memperingatinya.
Yang menarik, peringatan itu dilakukan dengan menancapkan tonggak
perlawanan. Ini bukan sekedar seremonial. Karena didalamnya juga
diajukan berbagai tuntutan.
Di Jakarta, misalnya, Komite Perempuan Konferedasi Serikat Pekerja
Indonesia memperingatinya dengan menggelar aksi damai di Bundaran Hotel
Indonesia. Ada 6 tuntutan: (1) Hapuskan Kekerasan dan Diskriminasi
terhadap Pekerja Perempuan dan Anak; (2) Hapuskan Diskriminasi
Pembayaran Pajak PPH 21 bagi pekerja perempuan; (3) Sahkan RUU
Perlindungan PRT dan Buruh Migran Menjadi UU dan Ratifikasi Konvensi ILO
No 189 (Tentang kerja layak bagi PRT); (4) Mengutuk keras pelaku yang
melakukan segala bentuk kejahatan kemanusiaan terhadap pekerja rumah
tangga; (5) Jalankan Jamkes untuk rakyat Indonesia; dan (6) Naikkan upah
minimum tahun 2015 sebesar 30 persen.
Disela-sela Seminar Perempuan FSPMI yang diselenggarakan di Padepokan
Pencak Silat TMII, hari Jum`at (07/03/2013) kemarin, pekerja perempuan
yang tergabung didalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI)
menyatakan komitmentnya untuk mengikuti aksi damai. Siap berada digaris
depan.
Mengapa setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Sedunia? Tulisan yang pernah dimuat di Website LBH APIK ini bisa membantu kita untuk menjawab pertanyaan itu. Sengaja saya tulis kembali agar bisa dipelajari semakin luas lagi.
Selintas Sejarah Hari Perempuan Sedunia
Hari Perempuan Sedunia sesungguhnya merupakan kisah perempuan
biasa menoreh catatan sejarah; sebuah perjuangan berabad-abad lamanya
untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, seperti juga kaum
laki-laki. Di masyarakat Yunani Kuno, Lysistrata menggalang gerakan
perempuan mogok berhubungan seksual dengan pasangan (laki-laki) mereka
untuk menuntuk dihentikannya peperangan; dalam Revolusi Prancis,
perempuan Paris berunjuk rasa menuju Versailles sambil menyerukan
“kemerdekaan, kesetaraan dan kebersamaan” menuntut hak perempuan untuk
ikut dalam pemilu.
Ide untuk memperingati hari Perempuan Sedunia sebetulnya telah
berkembang sejak seabad yang lalu ketika dunia industri ini sedang dalam
masa pengembangan dan pergolakan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk
dan pemunculan paham-paham radikal. Berikut ini adalah kronologi
singkat dari beberapa kejadian penting yang mengiringi perjalanan Hari
Perempuan Sedunia.
1909 :
Dalam rangkaian pendirian Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada tanggak 28 Februari di Amerika Serikat.Hari hari tersebut kemudian terus diperingati perempuan pada setiap hari minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
1909 :
Dalam rangkaian pendirian Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada tanggak 28 Februari di Amerika Serikat.Hari hari tersebut kemudian terus diperingati perempuan pada setiap hari minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
1910:
Pertemuan kelompok sosialis internasional di Copenhagen, Denmark, memutuskan untuk memilikii Hari Perempuan Internasional sebagai penghormatan atas hak-hak asasi perempuan dan mendorong diperolehnya hak suara bagi semua perempuan di dunia. Keputusan ini diterima secara bulat oleh semua peserta yang diikuti oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, termasuk tiga perempuan pertama yang dipilih sebagai anggota parlemen Finlandia. Pada saat itu, mereka belum memutuskan pada tanggal berapa peringatan hari tersebut akan diadakan.
Pertemuan kelompok sosialis internasional di Copenhagen, Denmark, memutuskan untuk memilikii Hari Perempuan Internasional sebagai penghormatan atas hak-hak asasi perempuan dan mendorong diperolehnya hak suara bagi semua perempuan di dunia. Keputusan ini diterima secara bulat oleh semua peserta yang diikuti oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, termasuk tiga perempuan pertama yang dipilih sebagai anggota parlemen Finlandia. Pada saat itu, mereka belum memutuskan pada tanggal berapa peringatan hari tersebut akan diadakan.
1911:
Sebagai tindak lanjut dari keputusan yang telah diambil setahun yang lalu, Hari Perempuan Seduani untuk pertamakalinya diperingati (pada tanggal 19 Maret) di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss, dimana lebih dari sejuta perempuan dan laki-laki bersama-sama turun kejalan. Selain hak untuk ikut serta dalam pemilu dan posisi di dalam pemerintahan , mereka menuntut hak bekerja, kesempatan memperoleh pelatihan, dan penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan yang telah diambil setahun yang lalu, Hari Perempuan Seduani untuk pertamakalinya diperingati (pada tanggal 19 Maret) di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss, dimana lebih dari sejuta perempuan dan laki-laki bersama-sama turun kejalan. Selain hak untuk ikut serta dalam pemilu dan posisi di dalam pemerintahan , mereka menuntut hak bekerja, kesempatan memperoleh pelatihan, dan penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan.
Kurang dari seminggu sejak peringatan tersebut, pada tanggal 25 Maret
terjadi insiden tragis di New York yang menewaskan lebih dari 140 buruh
perempuan yang kebanyakan adalah imigran asal Italia dan Yahudi.
Kejadian ini sangat mempengaruhi peraturan perburuhan di Amerika Serikat
dan kondisi kerja yang menyebabkan insiden ini terjadi kemudian dikecam
habis-habisan selama peringatan Hari Perempuan Internasional tahun
berikutnya.
1913-1914
Sebagai bagian dari upaya perdamaian yang berkembang selama berlangsungnya Perang Dunia I, perempuan Rusia memperingati Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya pada hari Minggu terakhir bulan Februari 1913. Di belahan Eropa lainnya, pada atau sekitar tanggal 8 Maret di tahun berikutnya, perempuan berunjuk rasa baik untuk memprotes perang maupun sebagai ungkapan solidaritas kepada saudara-saudara perempuan di manapun juga.
Sebagai bagian dari upaya perdamaian yang berkembang selama berlangsungnya Perang Dunia I, perempuan Rusia memperingati Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya pada hari Minggu terakhir bulan Februari 1913. Di belahan Eropa lainnya, pada atau sekitar tanggal 8 Maret di tahun berikutnya, perempuan berunjuk rasa baik untuk memprotes perang maupun sebagai ungkapan solidaritas kepada saudara-saudara perempuan di manapun juga.
1917
Karena dua juta tentara Rusia terbunuh dalam perang, perempuan Rusia sekali lagi turun kejalan pada hari minggu terakhir di bulan Februari menyerukan “Roti dan Perdamaian”. Para pemimpin politik menentang unjuk rasa tersebut, tetapi para perempuan ini tetap bertahan. Dan sejarah mencatat bahwa empat hari kemudian, Czar (raja) turun tahta dan pemerintahan sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu. Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 23 Februari di Kalender Julian yang digunakan di Rusia atau tanggal 8 Maret menurut kalender Gregorian (kalender Masehi yang juga kita gunakan). Dan sejak saat itulah Hari Perempuan Sedunia diperingati pada hari yang sama oleh perempuan di seluruh dunia..
Karena dua juta tentara Rusia terbunuh dalam perang, perempuan Rusia sekali lagi turun kejalan pada hari minggu terakhir di bulan Februari menyerukan “Roti dan Perdamaian”. Para pemimpin politik menentang unjuk rasa tersebut, tetapi para perempuan ini tetap bertahan. Dan sejarah mencatat bahwa empat hari kemudian, Czar (raja) turun tahta dan pemerintahan sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu. Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 23 Februari di Kalender Julian yang digunakan di Rusia atau tanggal 8 Maret menurut kalender Gregorian (kalender Masehi yang juga kita gunakan). Dan sejak saat itulah Hari Perempuan Sedunia diperingati pada hari yang sama oleh perempuan di seluruh dunia..
Tidak ada komentar