Ini Kegagalan SBY Versi Buruh yang Tak Boleh Terulang Kembali
Menjelang berakhirnya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
sebagai Presiden RI, banyak catatan kegagalan yang dimunculkan oleh kaum
buruh. Salah satunya adalah rendahnya upah yang ditandai dengan
lemahnya daya beli masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat menggelar konferensi pers di Jakarta,
Jumat (4/4/2014). Menurutnya, SBY tidak bisa hanya mengampanyekan
pertumbuhan ekonomi yang hanya berkutat dengan angka-angka, namun tidak
berpengaruh kepada perekonomian masyarakat.
“Kegagalan SBY 10 tahun ini, karena gini ratio meningkat, tapi upah murah,” kata Said.
Menurutnya, Pemerintahan SBY tidak bisa mengampanyekan pertumbuhan
ekonomi makro. Sebab hal itu tidak akan berarti bila tidak disertai
dengan daya beli masyarakat yang tinggi sebagai dampak dari tingginya
upah pekerja.
“Jadi presiden mendatang, jangan sampai mengulangi kegagalan
pemerintahan sekarang. Ke depan, orientasi kebijakan ekonomi bukan pada
upah murah. Kita ingin ekonomi tumbuh, tapi rakyat punya daya beli, bisa
menabung,” jelasnya.
“Kalau nanti presiden masih seperti sekarang, kami buruh akan
melawan, karena kami mau kebijakan ekonomi tidak mengulangi kegagalan
pemerintah sekarang.”
Dalam kesempatan ini, KSPI juga mendesak Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo agar segera menetapkan besaran upah minimun sektoral 2014.
Pasalnya penetapan yang mestinya dilakukan sejak Januari tersebut belum
terlaksana hingga April ini.
Kondisi tersebut kata Iqbal, menimbulkan keresahan bagi para pekerja
di Jakarta. Apalagi jelas dia, para pekerja di sekitar Jakarta seperti
Bekasi, Bogor, Karawang, Depok, dan Tangerang sudah mendapatkan upah
sektoral sejak awal Januari 2014.
“Kalau Jokowi tetap tidak mau mengesahkan, berarti kita patut menduga
ada apa-apa, karena jika upah minimum sektoral tidak ditetapkan, itu
akan menguntungkan pemilik modal,” ungkapnya menandaskan.
http://www.sayangi.com/ekonomi/ekuin/read/21038/ini-kegagalan-sby-versi-buruh-yang-tak-boleh-terulang-kembali
Tidak ada komentar