Ada TV Dan Parfum, Penambahan Item KHL Berdasarkan Riset
Ada TV Dan Parfum, Penambahan Item KHL Berdasarkan Riset
KSPI, Terkait adanya beberapa item yang diperdebatkan didalam 84 item
Kebutuhan Hidup Layak ( KHL) yang dituntut oleh KSPI saat Mayday 2014
maka KSPI menegaskan jika hal tersebut berdasarkan sebuah riset yang
dilakukan oleh Akatiga dimana buruh membutuhkan 122 item dan untuk
pekerja lajang kajian yang dilakukan oleh KSPI terhadap kebutuhan yang
sangat diinginkan oleh buruh adalah 84 item Sebelumnya, kita telah
membuat dan mengukur seberapa banyakkah kebutuhan yang diperlukan oleh
buruh.
Tahun 1982 pada zaman Presiden Soeharto, Menteri tenaga kerja pada
saat itu, Soedomo, merumuskan yang namanya Kebutuhan Fisik Minimum (KFM)
yang berisikan hampir 50 Item. Dan kebutuhan itu, seiring waktu akan
mengalami sebuah perubahan. Semisal jika dulu mengukur baju pakai
tetoron, kalau sekarang pakai tetoron lagi ya tidak mungkin. Begitu pula
jika dulu itu mendengarkan radio yang dua Band, sekarang mana ada radio
dua band,sudah tidak ada lagi di pasarsn Jadi seiring waktu terhadap
konsumsi masyarakat dalam hal ini maka kebutuhan hidup para buruh tentu
akan berubah.
Jadi seiring waktu dan makin meningkatnya perekonomian negara maka
kebutuhan seperti radio sebagai alat informasi bagi para pekerja berubah
menjadi televisi. Karena saat ini masyarakat ataupun buruh lebih banyak
membeli televisi. Oleh karena itu, Item televisi itu sangat dibutuhkan
untuk kekinian bukan kekunoan. Jadi kita tidak bisa membandingkan dengan
yang dulu. Terlebih, item televisi ini dalam survey KSPI di tiap daerah
itu berbeda – beda. Itemnya tetap televisi, tetapi jenis ataupun
kualitasnya berbeda – beda. Dan mengapa ditemukan adanya jenis LED,
karena LED itukan adanya di Jabodetabek. Karena sesuai dengan hukum
pasar, barang yang banyak tersedia pasti itulah yang dibeli.
Hasil survey kita dalam kuesioner dan FGD (Focus Group Diskusi),
menemukan setidaknya 60 % hasil survey adalah televisi LED. Namun yang
perlu menjadi catatan adalah, hal itu janganlah terlalu digeneralisir
seolah – olah seluruh daerah perlu televisi LED. Bisa saja misalnya di
Sidoarjo yang paling banyak dikonsumsi itu televisi china lalu di Pare –
Pare banyak mengkonsumsi Televisi tabung. Bisa saja misalnya dewan
pengupahan di Sidorajo dan pare pare memutuskan Televisi tabung sebagai
item survey KHL Tetapi prinsipnya item televisinya harus ada Karena itu
kebutuhan. Dan harga di tiap daerahnya pasti berbeda.
Jadi, penentuan jenis dan kualitas televisinya itu tergantung dewan
pengupahan di tiap daerah. Dan yang lainnya seperti parfum. Jika dulu
mungkin orang tak memakai parfum karena dulu kualitas udaranya masih
bagus dan polusinya pun masih sedikit. Sehingga tidak membutuhkan parfum
pada dahulu. Jadi karena seiring waktu dan kebutuhan, kebutuhan parfum
menjadi juga kebutuhan para buruh. Perlu menjadi catatan adalah, jangan
sekali – kali membayangkan jika kebutuhan parfum buruh adalah parfum
yang mahal. Hal ini karena didasari pola konsumsi yang berubah. Jadi,
itulah mengapa kita meminta adanya penambahan item KHL dari 60 item
menjadi 84 item KHL seperti yang jadi satu dari 10 tuntutan KSPI saat
Mayday 2014.
Said Iqbal
Presiden KSPI
Tidak ada komentar